Secretariat, 10 september 2009
Cerita ini ku tulis hanya berdasarkan fiktif belaka. Jika ada kesamaan ataupun terjadi hal yang sama maka, itu hanya kebetulan saja.
CEMAS BERWARNA COKLAT
Hari ini kurasakan sesuatu yang berbeda ketika ku menginjakan kakiku di depan pintu gerbang kampus. Kurasakan bius udara yang membuat sesak di rongga-rongga jantungku. Sepertinya akan terjadi pengalaman yang sebelumnya telah ku bayangkan. Langkah pertama ku pijakan dengan bacaan basmalah dan lahaola meminta pertolongan dari Nya. Semoga aku bisa menghadapi ini dengan renyahnya senyum yang bisa membiaskan aura muka ku yang sebenarnya penuh dengan kedukaan dan kebimbangan
Pandanganku lurus tak ingin menoleh ke kanan kiri atau berbalik ke belakang. Rasa trauma mengguna-gunaiku seakan tak bisa hidup normal lagi. Langkahku kupercepat sambil menggendong tas berwarna coklat yang selalu memnemaniku setiap ke kampus.
Akhirnya sampai di suatu tempat kediaman aku dan teman-teman satu perjuangan. Tempat dimana kami merumuskan sesuatu dan berdiskusi memecahkan masalah. Tampak beberapa temanku sedang menyibukkan diri menyelesaikan tugas masing-masing dalam rangka mencapai visi dan misi organisasi kami. IMPROSPEK. Namun, tak nampak sang ketua disana. Belum sempat aku menanyakan pada mereka tepat dibelakangku dia muncul. Sedikit terkejut ketika kulihat wanita berkerudung kuning sedang menggandeng lengannya. Sempat ku bertanya dalam hati siapakah wanita itu? Apa benar dia? Dia yang telah mengisi kembali relung-relung hati sang ketua yang telah lama kosong tak ada yang menempati. Sempat pula kulayangkan senyum padanya. Akhirnya moment ini datang juga. Aku melihatnya. Aku melihat dia. Melihat mereka. Syukurlah. Ku doakan semoga wanita itu memang benar-benar tulus menyayangi sang ketua. Menemani dia ketika hatinya sedang susah dan senang. Walau ada sedikit goresan sakit di hati,namun aku ,.....IKHLAS. biar ku belajar menjadi orang yang tak berhati egois. Serakah. Dan ikhlas.
Sang ketua mulai memperkenalkan wanita itu pada rekan-rekan termasuk padaku. Tepat dugaanku. Dia adalah kekasih barunya. Mahasiswi jurusan ekonomi semester I. Ade tingkat kami. Ternyata usahanya berhasil bisa menarik perhatian salah satu junior putri. Kussempatkan menjabat tangan sang ketua sambil ku ucapkan selamat padanya.
Mataku tak tahan ingin mencucurkan air mata. Tak tahan mataku berkaca-kaca dan tanpa sadar jatuh sebutir air mata. Langsung ku buang mukaku. Dan segera bergegas pergi meninggalkan sang ketua dan kekasih barunya. Aku tak bisa ikut merasakan kebahagiaan yang diarasakan oleh sang ketua karena kebahagiaan mereka akan menambah rasa sakit ini. Akhirnya,..ku segera bergegas ke perppustakaan unutk sekedar menghilangkan rasa sakit dengan hal yang bermanfaat, walaupun jujur tak bisa ku hilangkan bayangan wajah wanita itu. Sungguh sakit sekali rasanya. Ketika orang yang kita cintai dia menggandeng wanita lain. Akh,..sudahlah. ak hanya bisa menghembuskan nafas menandakan sesaknya hati dan jantung menusuk hingga paru-paru sampai ke hati.
By,...yansA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar