MAKALAH : PENGARUH PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP KELANCARAN PROSES PRODUKSI

PENGARUH PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP KELANCARAN PROSES PRODUKSI

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kewirausahaan Lanjutan




Description: Unsil Wrn.jpg








Oleh
YANTI YUNINGSIH
072165039
                                                 





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI/TATA NIAGA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2010




KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbilalamin, penulis panjatkan ke-Hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Manajemen dan Bisnis. Makalah ini penulis beri judul “ PENGARUH PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP KELANCARAN PROSES PRODUKSI”.
Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku. Dengan Tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu, dengan adanaya persediaan bahan baku yang cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi/ pelayanan kepada konsumen perusahaan dan dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan kosumen dapat merugikan perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik.
Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada Heti Suherti, Dra. M.Pd. sebagai dosen mata kuliah seminar bisnis dan manajemen. Serta teman-teman seperjuangan yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Pepatah mengatakan bahwa tak ada gading yang tak retak. Artinya tak sesuatu pun yang sempurna. Begitu juga dengan karya tulis penulis ini masih sangat jauh dari sempurna. Maka, penulis mengharapkan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin.
           
Tasikmalaya, Desember 2010  

penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................. 2
C.     Tujuan Makalah................................................................................ 3
D.    Kegunaan Makalah........................................................................... 3
E.     Sistematika Penulisan....................................................................... 3
BAB II... KAJIAN TEORETIS
A.    Persediaan......................................................................................... 4
1. Pengertian Persediaan................................................................... 4
2. Jenis Persediaan............................................................................ 5
3. Fungsi Persediaan......................................................................... 6
B.     Pengendalian Persediaan Bahan Baku.............................................. 6
1.      Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku...................... 6
C.     Cara Persediaan Bahan Baku............................................................ 8
D.    Pengertian Kelancaran..................................................................... 10
E.     Pengertian Proses Produksi.............................................................. 10
BAB III.. PERMASALAHAN
A.    Perlunya Persediaan Bahan Baku.................................................... 12
B.     Beberapa Kerugian yang akan dapat diderita oleh
perusahaan sehubungan dengan penyelenggaraan persediaan
bahan baku....................................................................................... 14
C.     Beberapa kelemahan apabila perusahaan yang
bersangkutan menyelengarakan persediaan bahan baku.................. 15
BAB IV.. SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan ......................................................................................... 17
B.     Saran ............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Perekonomian saat ini telah berkembang dengan pesat, seiring dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin canggih. Sehingga persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Adanya persaingan yang semakin ketat antar perusahaan mendorong setiap perusahaan untuk menetapkan pengendalian terhadap persediaan bahan baku secara tepat sehingga perusahaan dapat tetap eksis untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.
Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur pasti mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba atau keuntungan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah karena hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan perusahaan harus mampu untuk menangani faktor-faktor tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu mengenai masalah kelancaran produksi. Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila proses produksi berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan dapat tercapai, tetapi apabila proses produksi tidak berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Sedangkan kelancaran proses produksi itu sendiri dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan baku yang akan diolah dalam produksi.
Perusahaan manapun baik perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya.
Hal ini bisa saja terjadi karena tidak selamanya barang-barang atau jasa-jasa tersedia pada setiap saat, yang berarti pula bahwa pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya ia dapatkan. Jadi persediaan sangat penting untuk setiap perusahaan baik yang menghasilkan suatu barang maupun jasa.
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah pengendalian persediaan. Apabila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan, hal ini akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan dan mungkin mempunyai opportunity cost. Demikian pula apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan bahan (stockout cost).
Dengan Tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu, dengan adanya persediaan bahan baku yang cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi/ pelayanan kepada konsumen perusahaan dan dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan kosumen dapat merugikan perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengendalian persediaan bahan baku sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi. Sehingga, penulis tertarik untuk membahasnya dan memberi kaarya sederhana ini dengan “PENGARUH PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP KELANCARAN PROSES PRODUKSI”

B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahsan makalah ini adalah :
1.    Apakah pengertian pengendalian persediaan bahan baku ?
2.    Apakah pengertian kelancaran proses produksi ?
3.    Bagaimanakah pengaruh pengendalian persediaan bahan baku terhadap kelancaran proses produksi ?
4.    Permasalahan-permasalahan yang terjadi jika perusahaan tidak melakukan pengendalian persediaan bahan baku ?

C.      Tujuan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1.    Pengertian pengendalian persediaan bahan baku
2.    Pengertian kelancaran proses produksi
3.    Pengaruh pengendalian persediaan bahan baku terhadap kelancaran proses produksi.
4.    Permasalahan-permasalahan yang terjadi jika perusahaan tidak melakukan pengendalian persediaan bahan baku.

D.      Kegunaan Makalah
Penulisan makalah ini secara teoritis berguna dalam penambahan wawasan dan pengembangan pengetahuan penulis mengenai bisnis dan manajemen khususnya dalam manajemen produksi atau persediaan. Sedangkan secara praktis makalah ini dapat digunakan sebagai acuan pada tahap implementasi dalam pengembangan usaha bagi para pelaku usaha dan pelaku ekonomi lainnya.

E.       Sistematika Penulisan Makalah
Sistematika penulisan makalah ini menggunakan studi kepustakaan yaitu mengambil teori atau landasan dari beberapa buku. Kemudian  dengan penelitian langsung kepada salah satu pabrik pelaku usaha manufaktur yaitu Kecap Cap Ayam  di Parigi Kabupaten Ciamis dengan menggunakan metode wawancara dengan ditunjang melalui studi kepustakaan







BAB II
KAJIAN TEORETIS

A.      Persediaan
a.    Pengertian Persediaan
Istilah persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumberdaya internal ataupun eksternal ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.
Penulis akan mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian persediaan.
a. Menurut Prawirosentono ( 2001), persediaan adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaarr bahan mentah (bahan baku / material), barang setengah jadi dan barang dalam proses.
b. Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan ( Gitosudarmo, 2002)
c. Soemarso (1999), Mengemukakan pengertian persediaan sebagai barang barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
d. Persediaan dapat diartikan sebagai sumber daya yang belum digunakan, persediaan mempunyai nilai ekonomis di masa yang akan datang pada saat aktif. (Yuliana, 2001).
Yang dimaksud persediaan dalam pembahasan ini adalah suatu bagian dari kekayaan perusahaan yang digunakan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang maupun jasa.
b.   Jenis Persediaan
Persediaan ada berbagai jenis. Setiap jenisnya mempunyai karakteristik khusus dan cara pengelolaannya juga berbeda. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas (Handoko, 2002):
1.    Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang-barang berwujud mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para Supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.
2.    Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased paris), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi produk.
3.    Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
4.    Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
5.    Persedian barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam bentuk produk dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.

Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting. Persediaan memilki berbagai fungsi karena jika perusahaan mengalami kekurangan barang persediaan, maka akan berakibat pada hal-hal sepeti tertundanya proses produksi, penjualan sehingga akan menghambat dalam perolehan laba atau pendapatan. Kehilangan penjualan berarti kehilangan pelanggan. Sedangkan pelanggan merupakan asset penting agar usaha yang dijalankan dapat berjalan lancar. Tidak memilki pelanggan atau kehilangan pelanggan maka kehilangan pula kesempatan untuk mendapatkan pendapatan laba.
c.         Fungsi Persediaan
Adapun fungsi-fungsi persediaan menurut Handoko, Hani (1999;335) yaitu :
a.    Fungsi Decoupling
Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada pengadaannya dalam kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaaan produk yang tidak pasti dari pelanggan. Persediaan dapat digunakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperlirakan sebelumnya atau diramalkan disebut juga dengan fluktuation stock.
b.    Fungsi Economic Lot Sizing
Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumber daya - sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya-biaya per unit. Persediaan “lot size“ ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan, karena perusahaan membeli dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan.
c.    Fungsi Antisipasi
Persediaan memilki fungsi antisipasi terhadap fluktuasi pelanggan atau konsumen yang tidak dapat diramalkan berdasar pengalaman-pengalaman masa lalu atau permintaan musiman (seasional inventories). Karena perusahaan sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety stock).

B.       Pengendalian Persediaan Bahan Baku
a.    Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah pengendalian persediaan, karena persediaan fisik banyak melibatkan investasi rupiah terbesar. Ada beberapa pakar yang mengartikan pengendalian di antaranya menurut Vincent “ Pengendalian dapat diartikan sebagai tindakan pencegahan atau pengaturan perubahan dan parameter, situasi atau kondisi”.
Sedangkan menurut Komarudin “Pengendalian adalah untuk menjamin bahwa kegiatan yang tengah berjalan terarah sesuai dengan tujuan dan rencana dalam batas-batas struktur organisasi.”
Lain halnya dengan pendapat Terry. Dia mengatakan bahwa pengendalian sama dengan pengawasan. Sehingga, “Pengendalian atau pengawasan menurutnya  adalah proses penentuan apa yang akan dihasilkan yaitu pelaksanaan dan apabila perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan berjalan sesuai rencana yaitu sesuai standar”.
Pelaksanaan pengendalian persediaan ini akan berhubungan dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha penjualan dapat intensif serta produk dan penggunaan sumber daya dapat maksimal.
Istilah pengendalian merupakan penggabungan dari dua pengertian yang sangat erat hubungannya tetapi dari masing-masing pengertian tersebut dapat diartikan sendiri-sendiri yaitu perencanaan dan pengawasan. Pengawasan tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu tidak ada artinya, demikian pula sebaliknya perencanaan tidak akan menghasilkan sesuatu tanpa adanya pengawasan.
Menurut Widjaja (1996:4), “Perencanaan adalah proses untuk memutuskan tindakan apa yang akan diambil dimasa depan.”
Perencanaan kebutuhan bahan adalah suatu sistem perencanaan yang pertama-tama berfokus pada jumlah dan pada saat barang jadi yang diminta yang kemudian menentukan permintaan turunan untuk bahan baku, komponen dan sub perakitan pada saat tahapan produksi terdahulu (Horngren,1992:321).
Pengawasan bahan adalah suatu fungsi terkoordinasi didalam organisasi yang terus-menerus disempurnakan untuk meletakkan pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan baku dan persediaan pada umumnya, serta menyelenggarakan suatu pengendalian internal yang menjamin adanya dokumen dasar pembukuan yang mendukung sahnya suatu transaksi yang berhubungan dengan bahan, pengawasan bahan meliputi pengawasan fisik dan pengawasan nilai atau rupiah bahan.(Supriyono,1999:400)
Kegiatan pengawasan persediaan tidak terbatas pada penentuan atas tingkat dan komposisi persediaan, tetapi juga termasuk pengaturan dan pengawasan atau pelaksanaan pengadaan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Pengendalian adalah proses manajemen yang memastikan dirinya sendiri sejauh hal itu memungkinkan, bahwa kegiatan yang dijalankan oleh anggota dari suatu organisasi sesuai dengan rencana dan kebijaksanaannya. (Widjaja,1996:3). Pengendalian berkisar pada kegiatan memberikan pengamatan, pemantauan, penyelidikan dan pengevaluasian keseluruh bagian manajemen agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
Dari beberapa pengertian mengenai pengendalian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengendalian persediaan adalah tindakan pencegahan atau pengaturan kekayaan perusahaan yang digunakan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang maupun jasa sehingga pelaksanaan berjalan sesuai rencana yaitu sesuai standar”.
Menurut Handoko (2000), bila perusahaan menamankan terlalu banyak dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “Opportunity Cost” (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan”. Sebaliknya, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang cukup dapat mengakibatkan biaya-biaya karena kekurangan bahan.
Sehingga, bisa disimpulkan bahwa pengendalian persediaan merupakan hal yang sangat penting untuk kelancaran proses produksi yang akhirnya mampu menghasilkan pendapatan laba.
C.      Cara Persediaan Bahan Baku
Setiap perusahaan mempunyai cara-cara yang berbeda dalam pelaksanaan persediaan bahan bakunya. Cara atau teknik persediaan bahan baku merupakan tindakan yang sangat penting untuk menghitung berapa jumlah persediaan bahan baku yang harus tersedia serta kapan harus mulai mengadakan pemesanan kembali.
Menurut Rangkuti, Freddy (1996:19) cara persediaan bahan baku yang dapat dipakai antara lain :
a.    Metode analisis ABC
b.    Metode pengawasan persediaan
c.    Persediaan dalam kondisi tidak tentu dan ada pemesanan kembali.
d.   Persediaan dalam kondisi tidak tentu dan tidak ada pemesanan kembali.
e.    System persediaan just in time
Pendapat lain dikemukakan oleh Asyari, Agus yaitu :
Beberapa model persediaan bahan baku yang sering dipergunakan di dalam sestem persediaan anatara lain :
a.    Persediaan system batas
b.    Persediaan kotak
c.    Persediaan visual
Cara persediaan bahan baku untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan menurut pendapat Ahsyari sebagai berikut :
a.    Persediaan system batas
Manajemen yang memakai cara ini akan menentukan besarnya batas minimal dan batas maksimal dari persediaan bahan baku yang dupergunakan dalam perusahaan. Persediaan bahan baku yang ada dapat dilaksankan secara periodik di dalam jangka waktu tertentu misalnya, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan dan seterusnya.
b.    Persediaan system kotak
Persediaan ini tidak mengenal periode pemeriksaan kembali, oleh karena itu persediaan bahan baku ini akan langsung terlihat di dalam kotak yang dipergunakan sebagai tempat penyimpanan bahan baku. Dengan cara ini pembelian bahan baku akan dilakukan bila jumlah bahan baku di dalam kotak yang dipergunakan sebagai tempat persediaan bahan baku telah mencapai batas waktu tertentu.

c.    Persediaan visual
Persediaan visual merupakan suatu persediaan bahan baku dengan jalan mempergunakan kartu pengeluaran bahan yang berbeda. Dengan cara ini manajemen dapat mengetahui tingkat persediaan yang ada cukup dengan melihat warna dari warna kartu pengeluaran bahan yang dikeluarkan.

Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa cara persediaan bahan baku perusahaan tersebut merupakan cara yang terbaik bagi perusahaan adalah cara yang paling sesuai dengan kondisi yang ada dalam perusahaan.
D.      Pengertian Kelancaran
Kelancaran merupakan hal yang diinginkan oleh setiap orang dalam menjalankan kegiatan apapun. Karena dengan kelancaran maka tujuan yang diinginkan atau direncanakan pun bisa tercapai tanpa gangguan apa pun. Penulis hanya mampu menyebutkan pengertian kelancaran menurut satu ahli saja yaitu menurut Poerwadarminta. Menurutnya, “ Kelancaran adalah keadaan lancarnya sesuatu ”.
E.       Pengertian Proses Produksi
Kebanyakan mengartikan proses produksi itu adalah suatu kegiatan mengubah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Tapi menurut Assauri Sofyan “ Proses Produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana yang ada).” Sehingga, menurutnya proses produksi adalah suatu kegiatan yang menggunakan semua factor produksi dalam rangka menciptakan sebuah barang agar memilki nilai guna atau menambah nilai guna suatu barang tersebut.  
Sedangkan menurut Ahyari Agus (1986:3) ‘Proses produksi merupakan cara, metode maupun teknik bagaimana kegiatan penambahan faedah atau penciptaan faedah tersebut dilaksanakan”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelancaran proses produksi adalah suatu keadaan dimana proses penciptaan atau aktivitas penambahan faedah suatu barang tidak terhambat oleh suatu apapun.

















BAB III
PERMASALAHAN

A.      Perlunya Persediaan Bahan Baku
Persediaan bahan baku di dalam perusahaan adalah hal yang sangat wajar untuk dikendalikan dengan baik. Setiap perusahaan yang menghasilkan produk (perusahaan-perusahaan yang menyelenggarakan proses produksi) akan memerlukan persediaan bahan baku. Baik disengaja maupun tidak disengaja, baik perusahaan tersebut perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar. Namun demikian, cara penyelenggaran persediaan bahan baku ini akan berbeda-beda untuk setiap perusahaan-perusahaan tersebut, baik dalam hal jumlah unit dari persediaan bahan baku yang ada di dalam perusahaan, maupun manajemen ataupun pengelolaan dari persediaan bahan baku di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Pada umumnya, bagi perusahaan besar dan sebagian dari perusahaan menengah, persediaan bahan baku ini akan dikendalikan dengan sebaik-baiknya. Persiapan-persiapan untuk mengadakan penyelenggaraan persediaan bahan baku ini akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga persediaan bahan baku yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan akan benar-benar dapat menunjang pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan dengan seefisien mungkin. Dalam penyelenggaraan persediaan bahan baku akan diusahakan agar bahan baku yang ada di dalam perusahaan akan dapat mempunyai biaya persediaan yang serendah mungkin.
Apapun keadaan suatu perusahaan pada prinsipnya seluruh perusahaan-perusahaan yang melaksanakan proses produksi akan menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk kelangsungan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Beberapa hal yang menyebabkan perusahaan harus menyelenggarakan persediaan bahan baku antara lain sebagai berikut :
a.    Bahan baku yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi dari perusahaan tidak akan dapat dibeli atau didatangkan secara satu persatu dalam jumlah unit yang diperlukan serta pada saat bahan tersebut akan dipergunakan untuk proses produksi perusahaan. Bahan baku tersebut pada umumnya akan dibeli dalam suatu jumlah unit tertentu, dimana jumlah tersebut akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan dalam beberapa waktu tertentu pula ( misalnya beberapa hari, minggu, bulan dan lain sebagainya). Dengan keadaan semacam ini maka bahan baku yang sudah dibeli oleh perusahaan dalam perusahaan namun belum dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi akan dianggap sebagai persediaan bahan baku.
b.    Apabila terdapat keadaan bahwa bahan baku yang diperlukan tidak ada di dalam perusahaan atau tidak mempunyai persediaan bahan baku, sedangkan bahan baku yang dipesan untuk didatangkan ke dalam perusahaan belum datang, maka pelaksanaan kegiatan proses produksi akan terganggu karenanya. Ketiadaan bahan baku dalam perusahaan ini akan mengakibatkan terhentinya pelaksanaan proses produksi, terutama pada mesin dan peralatan produksi yang langsung memproses bahan baku tersebut. Di dalam waktu berikutnya maka mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan untuk tahap-tahap proses kedua, ketiga dan seterusnya juga akan mengalami kemacetan karena tahap pertama yang lansung mengolah bahan baku tersebut tidak mempunyai keluaran lagi. Proses produksi akan dapat berjalan lancar kembali apabila bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan tersebut sudah tersedia untuk diproses. Pengadaan bahan baku dalam keadaan tersebut dapat saja terjadi apabila bahan baku yang dipesan perusahaan datang atau perusahaan yang bersangkutan mengadakan pembelian kepada penjual atau leveransir bahan baku lain, atau mengadakan pembelian mendadak dengan jumlah yang lebih kecil. Cara ini bisa dilaksanakan dengan jalur keadaan normal tersebut tentunya tidak akan menambah keuntungan perusahaan melainkan akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan.
c.    Untuk menghindarkan diri dari keadaan kekurangan bahan baku tersebut, manajemen perusahaan dapat saja memutuskan untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku di dalam jumlah unit yang cukup banyak. Namun demikian, persediaan bahan baku yang cukup besar dalam suatu perusahaan akan membawa berbagai macam akibat yang akan merugikan perusahaan pula. Persediaaan bahan baku yang diselengarakan di dalam jumlah yang cukup besar akan mengakibatkan terjadinya biaya-biaya persediaan bahan yang besar pula. Besarnya biaya persediaan akan mengurangi keuntungan yang seharusnya dapat dicapai oleh perusahaan. serta risiko kerusakan bahan akan semakin tinggi.
Sehingga, bisa disimpulkan bahwa penyelenggaraan kegiatan operasi dari perusahaan pada umumnya tidaklah mungkin terlaksana apabila perusahaan yang bersangkutan tidak mempunyai persediaan bahan baku. Namun, persediaan bahan baku yang terlalu besar maupun dalam jumlah yang sekecil-kecilnya masing-masing akan tetap menjadi factor kerugian di dalam perusahaan. Sehingga, pengendalian persediaan bahan baku dalam perusahaan memang penting dilakukan.
B.       Beberapa Kerugian yang akan Dapat Diderita oleh Perusahaan Sehubungan dengan Penyelenggaraan Persediaan Bahan Baku yang Terlalu Besar antara lain :
a.         Biaya penyimpanan atau pergudangan yang akan menjadi tanggungan perusahaan menjadi semakin besar. Biaya penyimpanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tidak hanya sewa gudang atau pemeliharaan gudang saja, melainkan akan mencakup beberapa aspek lain.
b.         Penyelenggaraan persediaan bahan baku yang terlalu besar akan berarti harus mempersiapkan dana yang cukup besar pula untuk mengadakan pembelian bahan. Dengan semakin besarnya jumlah unit bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan berarti dana yang terikat di dalam investasi bahan baku tersebut menjadi semakin besar pula.
c.         Tingginya biaya penyimpanan yang ada di dalam perusahaan serta investasi di dalam persediaan bahan baku dari perusahaan akan mengakibatkan berkurangnya dana untuk pembiayaan dan investasi dalam bidang-bidang yang lain. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa jumlah unit perseidaan bahan baku yang terlalu tinggi justru akan menjadi penghalang dari kemajuan bagi perusahaan.
d.        Apabila persediaan bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan yang bersangkutan mengalami kerusakan atau mempunyai perubahan-peruabahan kimiawi sehingga tidak dapat dipergunakan, maka kerugian perusahaan akan menjadi semakin besar dengan semakin besarnya jumlah unit bahan baku yang disimpan dalam perusahaan.
e.         Apabila perusahaan mempunyai persediaan bahan baku yang sangat besar, maka terjadinya penurunan harga pasar akan merupakan suatu kerugian yang tidak sedikit di dalam perusahaan. Walaupun di dalam hal ini dapat saja terjadi kenaikan harga pasar dari bahan tersebut, dimana hal ini dapat menguntungkan bagi perusahaan.
C.      Beberapa Kelemahan apabila Perusahaan Menyelengarakan Persediaan Bahan Baku dalam Jumlah Unit yang Sedikit atau Kecil antara lain:
a.         Persediaan bahan baku dalam jumlah yang kecil kadang-kadang tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan untuk pelaksanaan proses produksi. Untuk menjaga kelangsungan palaksanaan proses produksi maka pada umumnya manajemen perusahaan akan mengadakan pembelian dalam jumlah yang mendadak, sehingga harga beli dari bahan baku terebut menjadi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pembelian normal. Apabila hal ini terus berlangsung dalam jangka lama maka kemungkinan akan sangat merugikan perusahaan.
b.         Apabila perusahaan seringkali kehabisan bahan baku untuk pelaksanaan proses produksinya, maka pelaksanaan proses prosuksi dalam perusahaan tidak dapat berjalan lancar. Sebagai akibatnya adalah kualitas dan kuantitaas dari produk akhir yang dihasilkan perusahaan menjadi sering berubah pula. Demikian pula dengan mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan pada tahap pertama proses  dimana bahan baku tersebut masuk proses akan mengalami penggunaan yang tidak teratur, karena sering terjadinya ketiasaan bahan baku dalam perusahaan. sebagai akibat penggunaan mesin dan peralatan proses produksi yang tidak teratur maka umur ekonomis dari mesin dan  peralatan peroduksi tersebut akan menjadi berkurang, sedangkan produktivitas mesin dan perlatan prosuksi ini menjadi semakin rendah.
c.         Persediaan bahan baku dalam perusahaan rata-rata jumlah unitnya relative kecil akan mengakibatkan frekuensi pembelian bahan baku akan menjadi semakin besar. Seiring dengan bertambahnya besar frekuensi pembelian bahan baku dalam perusahaan tersebut, maka biaya pemesanan bahan baku untuk perusahaan menjadi semakin tinggi pula.
Dengan melihat beberapa kelemahan di atas, maka kiranya cukup jelas bahwa semua jenis bahan baku dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan haruslah diselenggarakan persediaannya sehingga, proses produksi tidak akan terganggu karena kehabisan bahan baku.

                                                                                                    
















BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A.      Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa penyelenggaraan persediaan bahan baku dalam hal ini pengendalian bahan baku sangatlah penting demi kelancaran proses produksi. Dikarenakan bahan baku merupakan unsur produksi yang sangat penting maka keberadaan persediaaan bahan baku termasuk pengendalinnya harus diperhatikan. Tidak boleh berlebih dan berkurang. Sebab, dengan persediaan bahan baku yang berlebih menimbulkan biaya yang besar yang dalam hal ini akan mengurangi laba perusahaan. Begitu juga dengan persediaan bahan baku yang kurang selain akan menghambat proses produksi juga kemungkinan akan menimbulkan biaya pembelian bahan akan membesar. Dikarenakan pembelian tidak dilakukan secara normal yaitu lebih mahal dari harga normalnya. Sehingga, hal ini juga akan menimbulkan biaya yang lebih besar dan mengurangi laba perusahaan.
B.       Saran
Sehubungan dengan penyelenggaraan persediaan bahan baku hendaknya tiap manajemen perusahaan baik perusahaan besar maupun kecil kiranya mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini agar proses produksi dapat berjalan lancar dan pencapaian tujuan perusahaan khususnya laba bisa tercapai. Yaitu:
a.       Berapa besarnya jumlah unit persediaan bahan baku yang akan diselenggarakan dalam perusahaan.
b.      Kapan dan berapa jumlah unit bahan baku akan dibeli oleh perusahaan.
c.       Kapan perusahaan yang bersangkutan tersebut akan mengadakan pembelian kembali, apabila persediaan bahan baku dalam perusahaan dirasakan sudah habis.
Jika hal di atas telah dipertimbangkan maka kemungkinan risiko yang muncul akan berkurang bahkan bisa hilang termasuk proses produksi bisa berjalan lancar dan perolehan laba yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA


Ahyari, Agus. (1986). Manajamen Produksi Pengendalian Produksi. Yogyakarta:BPFE

Handoko. (2000). Pengendalian Produksi. Jakarta: Alpabetha

Heizer,Jay. (2006). Operations Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Rangkuti, Freddy. (1996). Manajemen Persediaan. Jakarta: Rajawali Pers

Schoeder, Roger. (1997). Manajemen Operasi. Jakarta: Erlangga






1 komentar: